Beranda » Blog » Filosofi Kolak Pisang

Filosofi Kolak Pisang

Diposting pada 14 May 2019 oleh admin / Dilihat: 1.936 kali

Menjelang bulan Ramadan, biasanya kudapan buka puasa yang langsung terlintas di benak kita adalah kolak pisang. Karena rasanya begitu enak, kolak pisang pun selalu jadi favorit saat bulan puasa. Cita rasanya yang manis menjadikannya kudapan yang tepat untuk berbuka puasa. Rasa manis ini datang dari gula yang digunakan sebagai salah satu bahan pembuatnya. Kandungan gula pada kolak ampuh untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Maka, tak heran kalau kolak selalu ada di bulan Ramadan. Sudah tahu belum mengenai sejarah kolak pisang?

Pernah terpikir ngga dari mana datangnya nama “kolak”? Ternyata, penamaan kolak tidak sembarangan. Ada filosofinya. Nama kolak diambil dari kata “Khalik” yang artinya Tuhan, pencipta alam semesta, yaitu Allah SWT. Jika dilihat dari sejarahnya, filosofi ini ada hubungannya dengan penyebaran Islam di Indonesia.

Kemudian, isian kolak juga memiliki makna. Kolak yang menggunakan isian pisang kepok mengacu pada istilah “kapok”. Harapan yang terkandung di dalamnya ialah masyarakat kapok, tidak ingin berbuat dosa lagi serta segera bertobat kepada Allah SWT. Pernah menjumpai kolak dengan isian ubi? Nah, ubi yang tumbuh dengan kondisi terkubur di dalam tanah memiliki filosofi masyarakat harus mengubur kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.

Saat Islam belum dikenal di kalangan masyarakat Jawa, para ulama menggunakan kolak sebagai media penyebaran Islam di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Semula kolak hanya disajikan satu bulan menjelang Ramadan, yaitu Sya’ban. Pada bulan ini masyarakat diajak lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sambil menyiapkan diri menyambut Ramadan. Lama kelamaan, tradisi mengonsumsi kolak berlanjut ke Ramadan dengan menyajikannya sebagai kudapan buka puasa. Dan tetap bertahan hingga sekarang.

Baca Juga:  Promo Merah Putih di Hari Kemerdekaan

Lantas, dari manakah asalnya kolak? Karena bercita rasa manis, kolak seringkali disangka berasal dari Pulau Jawa. Faktanya, asal muasal kolak ini masih simpang siur. Namun, sejumlah pakar kuliner menduga kolak berasal dari Timur Tengah. Mirip seperti di Jawa, masyarakat Timur Tengah ternyata menyukai hidangan bercita rasa manis.

Bahkan, di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura juga ada makanan seperti kolak yang menggunakan santan. Kini, kolak pun memiliki berbagai variasi dalam hal isi, seperti kolang-kaling, durian, cendol, atau dawet. Dalam pembuatannya, kolak biasanya ditambahkan garam untuk menambahkan rasa gurih. Juga ada daun pandan agar aromanya lebih harum.

 

Tags: , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Filosofi Kolak Pisang

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Filosofi Kolak Pisang

Social Media & Marketplace
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer service kami

Nila
● online
Ayu
● online
Nila
● online
Halo, perkenalkan saya Nila
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: