Takjil itu bukan makanan lho!
Tak terasa, Ramadan sudah hampir sepekan dilalui. Bagaimana puasamu? Semoga selalu diberikan kelancaran, ya. Selain ibadah dan berbagai hal baik di dalamnya, salah satu hal yang dirindukan ketika Ramadhan datang adalah takjil gratis. Bulan yang penuh kebaikan ini selalu membuat para manusia berlomba untuk berbuat kebaikan. Hingga salah satu ide yang tercipta adalah membagikan takjil gratis di jalanan atau di masjid dan musala.
Apalagi, bagi para perantau seperti mahasiswa, momen seperti takjil gratis ini tentu sangat dinantikan. Sayangnya, banyak di antara kita yang beranggapan bahwa takjil adalah istilah yang digunakan untuk mengartikan makanan atau sajian untuk buka puasa. Hingga banyak yang menyamakan takjil sebagai kolak, agar-agar, kurma, dan penganan lainnya.
Padahal, jika dikaji lebih lanjut, pengertian takjil tidak seperti itu. Takjil, adalah sebuah kosakata yang berasal dari Arab dengan makna menyegerakan. Dalam pengertian ini, maka takjil diartikan sebagai menyegerakan berbuka puasa. Karena dalam islam, menyegerakan berbuka puasa adalah sebuah anjuran.
Takjil dan Iftar
Takjil dan iftar, menjadi istilah yang cukup sering digunakan pada bulan Ramadhan. Apa sebenarnya arti dari kedua istilah tersebut? Walaupun sudah ada beberapa tulisan yang pernah mengulasnya, namun masih ada rasa penasaran untuk membuka berbagai referensi untuk mendapatkan klarifikasi yang lebih lengkap.
Takjil
Pertama kita mulai dengan kata takjil. Huruf k pada kata tersebut sebenarnya pengganti huruf ‘ain pada tulisan aslinya, sehingga huruf k dibaca tak terdengar seperti huruf k pada kata takdir misalnya. Huruf k tersebut dibaca sebagai huruf ‘ain yang berbaris sukun (baris mati). Dulu, masih dimungkinkan menulisnya dengan tanda koma menjadi ta’jil, namun kini berdasarkan aturan Bahasa Indonesia yang baru ditulis dengan huruf k. Kata takjil umumnya difahami kebanyakan orang sama dengan makanan ringan (biasanya kurma) atau makanan kecil lain yang manis untuk berbuka puasa. Dalam kaidah tata bahasa Arab (Al Quran), bentuk kata takjil adalah isim masdar.
Isim masdar dalam bahasa Indonesia adalah kata dasar. Jika sebuah isim masdar dialih-bahasakan ke dalam bahasa Indonesia, selain menggunakan menurut arti kata dasarnya bisa juga diberikan awalan pe dan akhiran an pada kata dasar tersebut. Sebagai contoh isim masdar misalnya kata taklim yang merupakan isim masdar dari ‘allama yu’allimu berarti pengajaran, pendidikan (Kamus Al-Munawwir hal.: 967).
Kata takjil, jika ditelusuri bentuk kata kerja telah ( fi’il madhi ) dan kata kerja sedangnya ( fi’il mudhari’) adalah ‘ajjala yu’ajjilu. Adapun arti fi’il madhi -nya jika diambil dari makna kata ‘ajila ya’jalu salah satunya adalah asra’a yang maknanya bersegera (Kamus Al-Munawwir hal.: 900). Maka jika hendak diartikan, arti takjil dalam bahasa Indonesia adalah penyegeraan. Dalam konteks bulan puasa, takjil ini dimaksudkan untuk penyegeraan berbuka puasa. Oleh karena makanan berbuka puasa yang dicontohkan oleh nabi Muhammad adalah kurma, maka terjadi pergeseran pengertian seolah takjil itu sama dengan kurma. Bahkan seiring dengan beragamnya makanan ringan untuk berbuka, kata takjil juga bisa berarti kolak atau makanan kecil lainnya yang manis. Padahal dari penjelasan di atas kata takjil berarti penyegeraan berbuka puasa, bisa dengan sebutir kurma, semangkuk kolak, sepotong kue, bahkan dengan seteguk air. Penyegeraan berbuka memang disunnahkan oleh Nabi Muhammad seperti yang dijelaskan berdasar sebuah hadits : “La yazalunn asu bikhairin ma ‘ajjaluuhul fithra.” Artinya: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka (puasa).”
Dengan ini menjadi jelas, sunnah takjil yang dicontohkan nabi adalah sunnah untuk menyegerakan berbuka. Kurma, kolak atau makanan kecil lainnya adalah makanan untuk takjil, bukan takjil.
Iftar
Bagaimana halnya dengan iftar? Penulisan kata iftar yang benar jika mengikuti huruf aslinya adalah ifthar (ditambah huruf h setelah huruf t karena berasal dari huruf tha’).Namun penulisan tanpa huruf h dapat dibenarkan mengingat banyak kata serapan yang asalnya menggunakan huruf tha’ ditulis hanya huruf t tanpa h, seperti kata taat (asalnya tha’at), mutlak (asalnya muthlaq). Bentuk kata iftar adalah isim masdar dari afthara yufthiru. Di dalam kamus arti kata afthara sama dengan akala au syariba (Al-Munjid hal.:619) yang artinya makan atau minum, atau berbuka (Al-Munawwir hal.: 1.063). Hal ini dipertegas dengan hadits yang dikutip di atas pada kalimat terakhir
“…‘ajjalul fithra” , artinya:”…mereka menyegerakan berbuka.” Fithra disini sama artinya dengan iftar, yaitu berbuka puasa. Dalam do’a berbuka yang sering dibaca orang dan juga setiap hari ditayangkan di televisi ketika berbuka, terdapat penggunaan kata afthara yaitu pada kalimat “…wa’ala rizkika afthartu” yang artinya: “…dan dari rizki-Mu saya berbuka.” Kata afthartu pada kalimat tersebut adalah bentuk kata kerja telah ( fi’il madhi ) yang menggunakan kata ganti subyek pihak pertama : saya, sehingga terjadi perubahan dari afthara menjadi afthartu. Dengan pemahaman seperti di atas maka sangat dimungkinkan jika digunakan gabungan kata seperti : Menu Iftar, artinya adalah menu berbuka, bisa menu sekedar pembuka atau menu berbuka dengan makan besar. Mudah-mudahan Ramadhan tahun depan kita tidak menemui lagi kerancuan penggunaan istilah takjil dan iftar, semoga bermanfaat. (Ahmad Sadariskar)
Tags: anekaloyang, bakery, bakingtools, jualcetakankue, kampungkaleng, loyang, loyangkue, loyangroti, tokocetakankue
Takjil itu bukan makanan lho!
Asal Usul Martabak Martabak, makanan yang satu ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, hampir diseluruh penjuru bangsa pasti... selengkapnya
Terletak empat kilometer dari kantor Kecamatan Citeureup, pemerintahan Desa Pasirmukti terus berupaya agar menjadi daerah yang mandiri. Berbagai usaha kecil... selengkapnya
Dalam tradisi lebaran kamu pasti mengenal kue seperti Kastengel, Nastar, Putri Salju, Semprit dan Lidah Kucing. Berbicara soal Lidah Kucing... selengkapnya
Menjelang hari raya, lontong bisa jadi salah satu menu wajib yang ada di rumah. Salah satunya, dikarenakan hadirnya rendang dan... selengkapnya
Batu bara adalah salah satu sumber daya alam yang berperan penting dalam sektor energi dan industri. Sebelum batu bara dapat... selengkapnya
Kata “dimsum” berasal dari bahasa Kanton, yang secara harfiah berarti “menyentuh hati” atau “sesuatu yang menyentuh hati.” Makna ini menggambarkan... selengkapnya
Kota Jakarta sebagai pusat bisnis dan ekonomi Indonesia, menawarkan banyak peluang bagi para penggiat kuliner, terutama dalam industri baking. Salah... selengkapnya
Wedang merupakan minuman tradisional Indonesia yang sering disajikan dalam bentuk minuman hangat. Sejarah wedang sendiri berkaitan dengan penggunaan rempah-rempah dan... selengkapnya
Ducting adalah sistem saluran yang digunakan untuk mengalirkan udara atau cairan lainnya dari satu tempat ke tempat lain. Sistem ducting... selengkapnya
Mengukus makanan adalah salah satu metode memasak yang telah digunakan selama berabad-abad. Meskipun tidak ada catatan sejarah yang pasti tentang... selengkapnya
Cetakan Donat Satu Set, terdiri dari 3 pcs. Ukuran Diameter 8 cm, 6,5 cm dan 6 cm Cetakan terbuat dari… selengkapnya
Rp 13.000Loyang terbuat dari alumunium 0,6 mm, ukuran 60 x 40 x 2 cm. Bahan kokoh dan kuat … selengkapnya
Rp 47.000Spesif ikasi Dimensi (PxLxT) : 90×80 cm Konstruksi/Material : Stainless Steel Pipe Ø 0,8 mm Finishing : Polishing Washcom :… selengkapnya
*Harga Hubungi CSSpesif ikasi Dimensi (PxLxT) : 70x45x90 cm Konstruksi/Material : Pipa Besi O 0,8 mm Bed : Busa Lapis Viny l… selengkapnya
*Harga Hubungi CSCelengan Kotak Kaca – Ukuran 13 x 13 x 15 cm – Terbuat dari bahan galvalum yang dicat bagian luarnya… selengkapnya
Rp 32.000Cetakan Kue Lumpur, terbuat dari alumunium cor, ketebalan 1 cm, diameter 24 cm Produk ini bisa didapatkan langsung… selengkapnya
Rp 80.000Loyang Buku, terbuat dari alumunium 0,6 mm, ukuran 24 x 15 x 6 cm, bisa digunakan untuk membuat cetakan kue… selengkapnya
Rp 45.00021%
Kaleng Kerupuk Mini bentuk segienam dengan motif masjid – Bahan dari alumunium 0.3 mm, sehingga aman untuk makanan dan anti… selengkapnya
Rp 27.500 Rp 35.000Mug / Gelas Stainless, ukuran 10 cm. Sudah termasuk gelas dan tutupnya, memberi kesan elegan dan klasik. Cocok dipakai untuk… selengkapnya
Rp 37.500Terbuat dari stainless, berfungsi sebagai alas untuk tempat membuat hiasan mawar pada kue. Diameter 5,5 cm, tinggi paku 8, 5… selengkapnya
Rp 2.500
Saat ini belum tersedia komentar.