Beranda » Blog » Ternyata ini asal muasal ketupat!

Ternyata ini asal muasal ketupat!

Diposting pada 6 June 2019 oleh admin / Dilihat: 1.368 kali

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke-2 Hijiriyah.

Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan pasukan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.

Dari sinilah lahirnya ungkapan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu: Allahummaj ‘alna minal ‘aidin walfaizin — Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.

Idul Fitri, yang dalam Bahasa Arab bermakna ‘Kembali kepada Fitrah’, di Indonesia disebut juga Lebaran. Apa sih arti kata ‘Lebaran’? Kata Lebaran tidak akan pernah kamu temukan dalam kamus Bahasa Arab mana pun. Sebab, kata ini bukan kata serapan atau terjemahan dari lidah orang Timur Tengah.

Bagi masyarakat Jawa, lebaran konon berasal dari kata ‘wis’ dan ‘bar’. Wis berarti sudah, sementara bar merupakan kependekan dari kata ‘lebar’ yang berarti selesai. Jadi wis bar artinya sudah selesai. Ada juga yang mengaitkan imbuhan ‘an’ pada kata lebaran seperti penggunaan ‘an’ pada kata dasar ‘bubar’ yang berkonotasi jamak, diucapkan menjadi bubaran. Ada juga yang menyebut idul fitri dengan istilah bodho, yg berasal dari kata bakda, artinya setelah.

Sementara, menurut MA Salmun, istilah lebaran sudah digunakan oleh Wali Songo saat menyebarkan Islam di tanah Jawa. Lebaran kala itu ternyata berasal dari tradisi Hindu. Kata itu bermakna ‘selesai’, ‘usai’, atau ‘habis’, yang menandakan habisnya masa melaksanakan ibadah puasa.

Dalam perayaan Idul Fitri, tentunya di situ ada satu hal yang tidak pernah pisah dari perayaan Ketupat Lebaran. Istilah tersebut telah menjamur di semua kalangan umat Islam terutama di pulau Jawa.

Baca Juga:  Perkembangan Industri Bakery di Indonesia: Dari Tradisional ke Modern

Ketupat atau kupat sangatlah identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Buktinya saja di mana ada ucapan selamat Idul Fitri tertera gambar dua buah ketupat atau lebih. Apakah ketupat ini hanya sekedar pelengkap hari raya saja ataukah ada sesuatu makna di dalamnya?

Adalah Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut BAKDA KUPAT tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat ada juga yang bilang Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa.
Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.

Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran.
Empat tindakan tersebut adalah:
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Lebaran
Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

Luberan
Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Baca Juga:  Toko Bahan Kue: Segala yang Perlu Anda Ketahui

Leburan
Maknanya adalah habis dan melebur.
Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur.
Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Nah, itulah arti kata ketupat yang sebenarnya.
Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.

Filosofi Ketupat:
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia.
Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini.

  1. Kesucian hati.
    Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
  2. Mencerminkan kesempurnaan.
    Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.
  3. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPA SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).

Demikian penjelasan singkat mengenai asal usul ketupat dan akulturasi budaya yang terjadi Indonesia, semoga bermanfaat.

 

 

 

Tags: , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Ternyata ini asal muasal ketupat!

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Ternyata ini asal muasal ketupat!

Social Media & Marketplace
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer service kami

Nila
● online
Ayu
● online
Nila
● online
Halo, perkenalkan saya Nila
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: